Monday, February 27, 2012

ABDURRAHMAN BIN ‘AUF


Orang-orang yang menafkahkan hartanya dijalan Allah, kemudian mereka tidak mengiringi apa yang telah mereka nafkahkan dengan menyebut-nyebut pemberiannya dan tidak pula menyakiti (perasaan penerima), niscaya mereka akan peroleh pahala disisi Tuhan mereka. Mereka tidak merasa takut dan tidak pula berduka cita... (Q.S. 2 Al-Baqarah : 262).

Pada suatu hari setelah wafatnya Rasulullah r, kota Madinah sedang aman dan tentram, tiba-tiba dari arah pinggir kota terlihat debu tebal yang mengepul ke udara, semakin lama gumpalan debu semakin tinggi menutup pemandangan. Angin yang bertiup menyebabkan gumpalan debu kuning dari butiran-butiran sahara yang lunak, terbawa menghampiri pintu-pintu kota, banyak yang menyangka ada angin ribut yang menyapu dan menerbangkan pasir. Namun dari balik tirai debu segera terdengar hiruk pikuk yang menandakan tibanya kafilah besar perniagaan. Tidak lama kemudian sampailah 700 kendaraan yang sarat dengan muatannya, memenuhi jalan-jalan Madinah dan menyibukkan penduduknya. Mereka saling memanggil untuk menyaksikan datangnya rizqi yang dibawa kafilah itu. Melihat tingkat kesibukan masyarakat yang sangat tinggi diluar kebiasaannya Ummul Mukminin ‘Aisyah t bertanya : “Apa yang telah terjadi di kota Madinah...?” Mendapat jawaban, bahwa kafilah ‘Abdurrahman bin ‘Auf baru datang dari Syam membawa barang-barang dagangannya. Ummul Mukminin t berkata : “Kafilah yang telah menyebabkan semua kesibukan ini?” “Benar, ya Ummul Mukminin .. karena ada 700 kendaraan..!” Ummul Mukminin t menggeleng-gelengkan kepalanya, sembari melayangkan pandangannya jauh menembus, seolah-olah hendak mengingat-ingat kejadian yang pernah dilihat atau ucapan yang pernah didengarnya. Beliau t berkata : “Ingat..aku pernah mendengar Rasulullah r bersabda : “Kulihat Abdurrahman bin ‘Auf masuk syurga dengan perlahan-lahan!”  Sebagian shahabat menyampaikan perkataan ‘Aisyah t kepadanya, maka ia pun teringat sering mendengar kalimat itu dari Rasulullah r, dan sebelum tali-temali perniagaan dilepaskan  diarahkannya langkah mantap menuju rumah Ummul Mukminin t lalu berkata kepadanya : “Anda telah mengingatkan saya perkataan kekasih kita r yang tak pernah saya lupakan. Dengan ini saya berharap dengan sangat anda menjadi saksi bahwa kafilah ini dengan semua muatannya berikut kendaraan dan perlengkapannya saya persembahkan di jalan Allah ‘Azza wa Jalla ..!”  Maka dibagikannyalah seluruh muatan 700 kendaraan itu kepada semua penduduk Madinah dan sekitarnya sebagai perbuatan baik yang maha besar. Peristiwa yang satu ini saja cukuplah untuk menggambarkan kesempurnaan iman shahabat Rasulullah r Abdurrahman bin Auf. Dialah pengusaha yang berhasil, keberhasilan yang paling besar dan sempurna. Dialah Milyuner yang sukses dunia akhirat, kekayaan yang paling banyak dan melimpah ruah...! Dia lah mukmin yang bijaksana, yang tak sudi kehilangan syurga akhiratnya hanya karena dunia yang sedikit, tak rela tertinggal dari kafilah iman bersama Rasulullah r hanya karena kesibukan duniawi. Itulah Milyuner kita Abdurrahman bin Auf t .
Beliau termasuk shahabat kedelapan yang masuk Islam sejak fajar Nur Ilahy baru menyingsing, bersama shahabat yang mulia lainnya Abdurrahman t dibimbing oleh Murobbi yang sangat mulia dengan keteladanan, penuh dengan rasa cinta kasih, 
Load disqus comments

0 comments