Thursday, April 26, 2012

ADZAB KUBUR



Muqoddimah

            Kuburan adalah merupakan taman diantara taman-taman “ Jannah “ Surga, dan merupakan lubang diantara lubang-lubang “ Naar “ Neraka. Pada dasarnya siksa kubur itu merupakan siksa alam Barzakh, maka setiap mayit yang berhaq mendapatkan siksa, niscaya dia akan mendapatkan siksa tersebut, baik dikubur ataupun tidak, baik dimakan hewan buas atau terbakar sehingga mayit tersebut menjadi debu, atau ditaburkan di udara, disalib atau tenggelam di tengah lautan. Kesemuanya itu akan mendapatkan siksaan/ adzab kubur seperti halnya orang yang berada dikuburan.  [1]
            Maka bagi orang yang beriman ia meyakini bahwa siksa kubur adalah suatu kebenaran (al-haq) yang harus diyakininya, adapun bagi orang yang mengingkarinya maka berarti ia berada dalam kesesatan. [2]


Landasan Dalil-Dalil Syar’I Tentang Adzab Kubur:
           
I.                   Dalil Dari Al-Qur’an :

            وَمَنْ أَعْرَضَ عَن ذِكْرِى فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَى {124}
        Dan barangsiapa yang berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta". (QS. 20:124)
            Rasulullah saw bersabda: “ Maksud dari ayat tersebut adalah siksa kubur. “ [3]
            Dan firman Allah Ta’ala:
            ولنذيقنهم من العذاب الأدنى دون العذاب الأكبر لعلهم يرجعون {21}
      Dan sesungguhnya Kami merasakan kepada mereka sebagian azab yang dekat (di dunia) sebelum azab yang lebih besar (di akhirat); mudah-mudahan mereka kembali (ke jalan yang benar). (QS. 32:21)
            Ibnu ‘Abbas berkata: “ Maksud dalam ayat tersebut adalah : adzab kubur.”  [4]

            II.        Dalil Dari As-Sunnah:

            Rasulullah Saw bersabda:
            Berlindunglah kalian kepada Allah dari adzab kubur, berlindunglah kalian kepada Allah dari adzab kubur.”   [5]
            Rasulullah Saw bersabda:
            Kalau bukan karena kalian saling mengubur niscaya aku berdo’a kepada Allah agar memperdengarkan kepada kalian adzab kubur yang pernah aku dengar”, kemudian beliau menghadap dengan wajahnya lalu bersabda: “ Berlindunglah kalian kepada Allah dari adzab kubur,” lalu mereka berkata, “ Kami berlindung kepada Allah dari adzab kubur”, lalu beliau bersabda: “ Berlindunglah kalian kepada Allah dari adzab kubur”, lalu mereka  berkata lagi,” Kami berlindung kepada Allah dari adzab kubur.”   [6]
            Sesungguhnya Nabi Saw, apabila telah usai menguburkan mayit beliau kemudian berdiri seraya bersabda:
            {" استغفروا لأخيكم وسلوا له بالتّثبيت فإنّه الان يسأل "}
          Artinya: “ Mintakanlah ampunan untuk saudaramu dan mintalah untuknya keteguhan karena dia sekarang akan ditanya.”  [7]       
         
          Macam-Macam Adzab Kubur

1.      Pertanyaan Dua Malaikat dan Fitnah
           
Mereka semua meyakini tentang adanya pertanyaan dua Malaikat dan mempercayai bahwa semua berita yang menjelaskannya adalah berita yang mutawatir.  [8]
Yang memberikan sebuah keyakinan, mereka semua berharap kepada Allah Ta’ala agar diberikan ketetapan di dalam kubur ketika pertanyaan itu ditunjukkan kepadanya dengan ungkapan yang benar di dalam kehidupan dunia dan akhirat.
            Mereka juga semua meyakini adanya dua Malaikat yang ditugaskan untuk memberikan pertanyaan kepada seorang hamba di dalam kuburnya, mereka itu adalah Malaikat Munkar dan Nakir yang berwarna hitam dengan kedua matanya yang biru sebagaimana diungkapkan dalam sebuah hadits. Rasulullah Saw bersabda:
{" إذا قبر الميّت – أو قال: أحدكم – أتاه ملكان أسودان أزرقان يقال لأحدهما المنكر والأخر النّكير "}
            Artinya: “ Jika seorang mayit dikubur atau salah seorang di antara kalian (keraguan perowi), maka dua Malaikat yang berwarna hitam dengan matanya yang biru dating kepadanya, salah satunya bernama Munkar sedangkan yang lain adalah Nakir.” [9]
            Al-Hafizh Ibnu Katsir berkata: “ mereka berdua adalah Malaikat yang ditugaskan untuk memberikan pertanyaan kepada seorang mayit di dalam kubur, yaitu pertanyaan mengenai Rabb-nya, agamanya, dan Nabinya. Mereka berdua memberikan cobaan kepada orang yang berbuat baik dan orang yang berbuat jelek. Mereka berdua berwarna hitam dengan kedua matanya yang biru, mereka berdua memiliki dua taring dan segala macam bentuk dan suara yang menakutkan. Semoga kita semua diberikan perlindungan dari siksa kubur dengan dikaruniai hawaban yang benar ketika ditanya. “ [10]

2.      Ruh Manusia Akan Dikembalikan Kepada Jasad Ketika Seorang Hamba Ditanya
           
Mereka semua mengimani bahwa ruh dikembalikan ke jasad ketika seseorang ditanya, keadaan mayit yang jasadnya tidak karuan sama sekali tidak menjadikan hal tersebut sulit bagi Allah Ta’ala. Hal itu karena Allah berkuasa untuk mengembalikan kehidupan kepada jasad dan memberikan pertanyaam kepadanya sebagaimana Dia pun berkuasa untuk mengembalikan jasad yang telah bercerai berai. [11]
Mereka meyakini bahwa adzab kubur itu bermacam-macam, diantaranya adalah, ada yang dipukul dengan sebuah palu dari besi atau yang lainnya, ada yang dihimpit dengan kuburan sehingga tulang belulangnya remuk dan hancur, ada yang dipenuhi dengan kegelapan, ada yang dihamparkan kepadanya hamparan dari api Neraka, dan ada yang dibukakan baginya satu pintu Neraka.
            Semua amal buruk akan menjelma menjadi seseorang dengan muka dan pakaian yang sangat buruk lagi berbau busuk yang duduk di sisinya, juga semua siksa yang diriwayatkan dari Rasulullah Saw dari jalan yang shahih.”
Sebab-Sebab Adzab Kubur

Mereka semua meyakini bahwa adzab kubur itu ada sebabnya, yang paling utama adalah orang yang tidak mengenal Allah dan mengabaikan perintah-Nya. Juga dengan berbuat maksiat kepada-Nya. Sesungguhnya adzab kubur tersebut bermacam-macam bentuknya sesuai dengan banyak dan sedikitnya, besar atau kecilnya dosa yang dilakukannya sewaktu di dunia.

Sebab-Sebab Secara Umum Yang Menimbulkan Adzab Kubur.

Semua sebab-sebab ini sebenarnya berakar kepada dua sebab utama, yaitu:
1.      Syirik kepada Allah Ta’ala, bodoh akan masalah tersebut dan tidak mewujudkan tauhid.
2.      Melalaikan perintah Allah Ta’ala dan melalukan kemaksiatan kepada-Nya.
Imam Ibnul Qoyyim Rahimahullah, berkata: “ Sesungguhnya mereka disiksa
karena kebodohan mereka dan karena kelalaian mereka akan perintah Allah serta perbuatan maksiat mereka. Allah tidak akan pernah menyiksa jiwa yang mengenal-Nya, mencintai-Nya, melaksanakan perintah-Nya, dan menjauhi larangan-Nya.”  [12]

            Sebab-Sebab Adzab Kubur Secara Terperinci.

            Dalam hal ini, Rasulullah Saw, telah memberitahukan tentang kemaksiatan yang menjadikan sebab pelakunya disiksa di dalam kubur. Adapun diantara sebab-sebab tersebut antara lain:
1.      Siksa orang yang berbuat kemaksiatan, maka ia akan mendapat siksa kubur sesuai dengan kemaksiatan yang ia lakukan.
2.      Sesungguhnya siksa kubur terjadi karena kemaksiatan hati, mata, telinga, mulut, lisan, perut, kemaluan, tangan, dan seluruh anggota badan.
3.      Sesungguhnya syirik kepada Allah merupakan dosa yang paling besar, karena itu orang yang melakukan syirik sangat berhak untuk mendapatkan bagian dari siksa kubur.”

            Allah Memperlihatkan Siksa Kubur Kepada Orang Yang Dikehendaki-Nya.
           
Mereka meyakini bahwa jika Allah menghendaki untuk memperlihatkan adzab kubur kepada sebagian manusia yang ada di dunia, maka hal tersebut akan terjadi. Akan tetapi jika Allah memperlihatkannya kepada seluruh manusia, niscaya hikmah sebuah kewajiban yang ditetapkan kepada mereka dan hikmah beriman kepada alam ghaib akan hilang.”  [13] 
            Banyak diantara manusia di dunia ini yang pernah menyaksikan adanya siksa kubur, mereka mendengarkan jeritan orang yang disiksa dan melihat siksaan tersebut.

1.     Diantara Dalil-Dalil Yang Menguatkan Pembahasan Diatas Adalah Sebagai Berikut:

            @. Hadits Zaid bin Tsabit Radhiallahu ‘Anhu, beliau berkata:

            “ Ketika Nabi Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam, berada di sebuah kebun milik Bani Najjar di atas seekor bighal  miliknya dan waktu itu kami bersamanya, Bighal itu miring dan hampir saja melempar beliau. Dan ternyata di sana ada enam kuburan atau lima atau empat, lalu beliau bersabda: “ siapa yang tahu penghuni kuburan ini...? (seseorang berkata,) ‘Aku, kapan mereka meninggal ...? tanya Rasul. Ia menjawab,’ mereka semua mati dalam keadaan musyrik, ‘ kemudian Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam, bersabda: “ Sesungguhnya ummat ini diberikan cobaan di dalam kuburnya, seandainya kalian tidak akan dikubur, niscaya aku akan memohon kepada Allah agar Dia dapat memberikan kemampuan kepada kalian untuk mendengarkan siksaan di dalam kubur seperti yang aku dengar sekarang ini.”  [14]


            @.  Hadits Jabir bin ‘Abdillah, Radhiyallahu ‘Anhu, beliau berkata:

            “ Rasulullah Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam, masuk ke dalam kebun kurma milik Bani Najjar, lalu beliau mendengarkan suara orang-orang dari Bani Najjar yang mati pada zaman Jahiliyah sedang disiksa di dalam kubur. Lalu Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam, keluar dengan rasa takut, setelah itu beliau memerintahkan para sahabatnya agar memohon perlindungan dari siksa kubur.”  [15]

            @.  Hadits Ummu Mubasysyir, Radhiyallahu Anha, ia berkata:

            “ Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam, datang kepadaku dan aku sedang berada di salah satu kebun Bani Najjar, yang didalamnya ada kuburan. Di antara (penghuni kuburan tersebut) adalah mereka yang mati pada masa Jahiliyah, lalu Rasul mendengar mereka sedang disiksa, setelah itu Rasulullah keluar dan bersabda:” Berlindunglah kalian semua dari siksa kubur...! apakah mereka disiksa di dalam kubur...? Rasulullah menjawab, ‘ Betul, siksaan yang hanya didengar oleh binatang-binatang.”  [16]

            @.  Hadits diriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas Radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata:

            “ Nabi Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam, melewati sebuah kebun dari perkebunan Madinah, lalu beliau mendengar suara dua orang manusia yang sedang disiksa  di dalam kubur, kemudian Nabi Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam, bersabda, ‘ (sesungguhnya mereka berdua benar-benar) sedang disiksa, padahal mereka tidak tidak disiksa karena sesuatu yang berat bagi mereka. ‘ lalu beliau bersabda, ‘ (Tetapi sesungguhnya hal itu adalah dosa besar), adalah salah satu di antara mereka tidak menjaga dirinya dari air kencing, sedangkan yang lainnya adalah seseorang yang selalu mengadu domba orang lain. ‘ lalu Nabi menyuruh untuk mengambil sebuah pelepah yang masih basah, kemudian beliau mematahkannya menjadi dua bagian. (Dalam riwayat lain disebutkan,  beliau membelahnya menjadi dua bagian), lalu meletakkan satu bagian darinya pada setiap kuburan. ‘ dikatakan kepadanya, ‘ Wahai Rasulullah ...! kenapa baginda kelakukan hal ini...? . Beliau menjawab, ‘ Semoga batang tersebut dapat meringankan (adzab) mereka berdua selama pelepah tersebut belum kering.”  
            Hadits-hadits diatas merupakan dalil bahwa adzab kubur terhadap orang mu’min yang berbuat maksiat dapat diringankan dan sekaligus sebagai bantahan terhadap orang yang mengingkari adanya adzab kubur dan nikmat kubur.
           

2.     Gambaran dari su’ul khatimah

Dikatakan kepada seseorang yang akan meninggal, “Ucapkanlah “laa ilaaha illallahu”, Karena dia seorang makelar, justru berucap, “Tiga…., setengah…, empat…, setengah…” Dia terkalahkan oleh makelarnya.
            Dikatakan kepada yang lain, “Ucapkanlah laa ilaaha illallahu, orang tersebut justru mengucapkan, “Negeri si dia, mereka mengadakan perbaikan di dalamnya demikian dan demikian. Kebun si dia, memperkerjakan di dalamnya demikian dan demikian.” Hingga dia meninggal dunia.
Dikatakan kepada salah seorang diantara mereka; ketika kematian hampir menjemputnya,“Ucapkanlah laa ilaaha illallahu, akan tetapi orang tersebut bernyanyi, karena ia seorang  pakar dalam nyanyian. Wal ‘iyaadzu billah.
            Dikatakan kepada orang yang suka meneguk khamr, ketika ajal akan menjemputnya, “Ucapkanlah laa ilaaha illallahu, akan tetapi dia mengucapkan, “Minumlah…., siramilah aku…!”. Nas’alullahal ‘afiyah.

3.     Gambaran dari husnul khatimah[17]

            Shafwan bin Salim menghadap Muhammad bin al Munkadir, sedang ia berada di ambang kematiannya, seraya berucap kepadanya, “Wahai Abu Abdillah.! Seolah aku melihatmu benar-benar merasakan beratnya sakarat,” Dia masih saja menghinakannya dan menampakkan wajah yang terpuji, hingga seolah wajahnya bagaikan lentera. Kemudian berkata kepadanya, “Seandainya engkau melihat apa yang aku lihat, niscaya matamu akan berlinang.” Kemudian dia meninggal dunia.
            Muhammad bin Tsabit al-Bannani berkata, “Aku mentalqin ayahku ketika dia dalam sakarat. Maka kukatakan kepadanya, “Wahai ayahku, ucapkan laa ilaaha illallahu, kemudian dia mengucapkan, “Wahai anakku, menyingkirlah dariku.! Sesungguhnya aku berada di tingkatan keenam atau ketujuh.!!”
            Tatkala Abdurrahman bin al-Aswad ditalqin, dia menangis. Dikatakan kepadanya, “Mengapa anda menangis,” Beliau mengucapkan, “Duhai kasihan…shalat, puasa.” Sementara beliau tak henti-hentinya melantunkan ayat al-Qur’an hingga ajal tiba.
            Amir bin Abdullah mendengar lantunan adzan sedangkan beliau dalam keadaan sakit yang parah -hampir meninggal-, maka berucaplah beliau, “Bawalah aku ke masjid,!” Lalu beliau masuk masjid dan mendapatkan shalat Maghrib bersama imam, ketika sedang ruku’, mendadak beliau meninggal. Semoga Allah merahmatinya.
           



Penutup:
Semua kaum muslim meyakini bahwa adzab kubur itu bermacam-macam, diantaranya adalah, ada yang dipukul dengan sebuah palu dari besi atau yang lainnya, ada yang dihimpit dengan kuburan sehingga tulang belulangnya remuk dan hancur, ada yang dipenuhi dengan kegelapan, ada yang dihamparkan kepadanya hamparan dari api Neraka, dan ada yang dibukakan baginya satu pintu Neraka.
            Semua amal buruk akan menjelma menjadi seseorang dengan muka dan pakaian yang sangat buruk lagi berbau busuk yang duduk di sisinya, juga semua siksa yang diriwayatkan dari Rasulullah Saw dari jalan yang shahih.”

Maraji’:
·         Kubur Yang Menanti, Kehidupan Sedih dan Gembira di Alam Kubur. Terjemahan dari kitab: “ Al-Qobru, ‘Adzabul Qobri wa Na’imul Qobri.” .  “ Oleh: Asyraf bin Abdirrahim.
Pent: Pustaka Ibnu Katsir. Bogor.
Cet: Pertama, Rabiuts Tsani: 1426 H. / Mei: 2005 M.
·         Cukuplah Kematian Sebagai Peringatan. Terjemahan Dari Kitab: “ Kafa bil Mauti Wa’idzan “ Oleh: Qismul Ilmi Darul Wathan.
·         Majmu’ Fatawa, Solusi Problematika Ummat Islam Bab Aqidah, Terjemahan dari Kitab : Majmu’ Fatawa. Oleh: Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin.
Pent: Pustaka Arofah, Solo.
Cet: Pertama, Rabiul Awwal, 1423 H. / Agustus, 2002 M.




         


[1] . Dalam kitab, Ar-Ruuh, oleh: Imam Ibnul Qoyyim Al-Jauziyah, Hal: 78.
[2] . Adapun orang yang mengingkari akan adanya siksa kubur, adalah seperti: Khawarij, dan kebanyakan golongan Mu’tazilah, dan sebagian Murji’ah. Dalam syarh Muslim: (XVII/ 201), karya, Imam An-Nawawi. Dan Radd ‘ala Syathaat man Yunkir ‘ Adzaabal Qabri Fir Ruuh, hal: 58. 73, karya Ibnul Qoyyim dan Syarh Ath-Thahawiyah, hal: 450, 451, karya Ibnu Abil ‘Izz.
[3] . HR. Al-Hakim (I/ 381), beliau berkata: “ Hadits ini shahih berdasarkan syarat Muslim.” Dan disepakati oleh: Adz-Dzahabi, al-Majma’ (no: 2233).
[4] . As-Suyuthi dalam kitab: ad-Durrul Mantsuur: (VI/ 120), Beliau berkata: Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dan Ibnul Mundzir.”
[5] . Dikeluarkan oleh Muslim, dalam kitabul Janah, bab: ‘Uridha maq’adul mayyit minal Jannah: (2867).
[6] . Sudah ditakhrij, IDEM.
[7] . HR. Abu Daud, dalam kitabul Janaiz, bab: Istighfar ‘Indal qobri lil mayit fie waqtil inshirat: 3221.
[8] . Hadits-hadits yang menjelaskan adanya pertanyaan dua Malaikat dan fitnah kubur adalah hadits yang mutawatir, sebagaimana yang diungkapkan oleh para ahli ilmu, diantaranya adalah Sayikhul islam Ibnu Taimiyah dalam Majmu’ Fatawanya .( XVIII/ 51), Imam Ibnul Qoyyim di dalam kitab Ar-Ruuh, hal: 70, dan Imam Ibnu Abil ‘Izz di dalam Syarh Ath-Thahawiyah, hal: 399.
[9] . Hadits hasan. Diriwayatkan oleh At-Tirmidzi (no: 180) , beliau berkata: “ Hasan Gharib “.
[10] . Al-Bidayah wan-Nihayah: (I/ 44).
[11] . Fat-hul Baari (III/ 277), karya Ibnu Hajar.
[12] . Ar-Ruuh, oleh Ibnul Qoyyim, hal: 103.
[13] . Ar-Ruuh, oleh Ibnul Qoyyim, hal: 96. dan Syarh ath-Thahawiyah, Imam Ibnu Abil ‘Izz,
[14] . HR. Muslim, kitab: Al-Jannah wa Shifat Na’iimiha, no: 2867.
[15] . Hadits Shahih. Diriwayatkan oleh Ahmad (III/ 295-296).  Dan Al-Baihaqi di dalam kitab : Itsbaat ‘Adzabil Qobri, no: 225.
[16] . Hadits Sahih. Diriwayatkan oleh, Ibnu Hibban. No: 787. dan Ahmad (VI/ 326).
[17] Untuk mengetahui lebih jauh mengenai tanda-tanda husnul khatimah, dipersilahkan membaca kitab Ahkamul Janaiz, karya syaikh al-Albani, hal. 48-59, di sana beliau menyebutkan 18 tanda berdasarkan hadits-hadits Rasulullah Shallallahu 'alaihi Wasallam.
Load disqus comments

0 comments